Nama : Annisaa El Husna A
NPM : 20212986
Kelas : 3EB12
Pengertian Penalaran
Penalaran
merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan
yang dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai dasar kebenaran maka
proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara dan prosedur tertentu.
Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap valid bila proses berpikir
tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut.
Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut induksi.
Penalaran
induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat
a. Generalisasi
Generalisasi adalah
proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta
dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu
Contoh
Penalaran Generalisasi
Pemakaian bahasa
Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan
seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihat dengan
mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan
oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan TV pemakaian
bahasa Indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka
kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia
yang terjaga baik. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia perlu ditingkatkan.
b. Analogi
Analogi merupakan cara
menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus
yang bersamaan.
Contoh
Penalaran Analogi
Kita banyak tertarik
dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dsan Bumi
menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atmosfer seperti bumi. Temperaturnya
hampir sama dengan temperatur Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada juga.
Caranya beredar mengelilingi matahari meyebabkan pula timbulnya musim seperti
di Bumi. Jika di bumi ada makhluk hidup, tidakkah mungkin ada makhluk hidup di
planet Mars.
c.
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat
dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan menghubungkan fakta yang
satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang
menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta
itu.
Contoh penalaran
hubungan akibat sebab:
Dewasa ini kenakalan
remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam
perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam.
Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok
bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya oerhatian dari orang tua
dan pengaruh masyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.
Penalaran Deduktif
Deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran deduktif menggunakan
bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang
berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum
atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang
lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal
ke singular atau individual.
Penalaran deduktif
adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan
merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan
dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
1. Kalimat utama berada di awal
paragraf
2. Kalimat utama disusun dari
pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
Contoh
Paragraf Deduktif:
Negara adalah institusi mapan,
tetapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi segala perubahan yang
terjadi. Negara
mewadahi seluruh kepentingan masyarakat bangsa. Ia hanya menyediakan kerangka
umum yang bersifat abstrak, sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara
pemerintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.
*Yang berhuruf miring
adalah kalimat utamanya.
Ada 2 macam penalaran deduktif
1.
Menarik simpulan secara Langsung
2.
Menarik simpulan secara Tidak Langsung
Contoh klasik dari
penalaran deduktif:
Semua manusia pasti mati
(premis mayor)
Sokrates adalah manusia.
(premis minor)
Sokrates pasti mati.
(kesimpulan)
Penalaran deduktif
tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita
kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah
penalaran induktif.
Macam-macam penalaran deduktif
diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi /
kesimpulan)
b. EntimenEntimen adalah penalaran deduksi secara
langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar
matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses
fotosintesis.
Berikut Tabel Induktif dan Deduktif
Induksi
|
Deduksi
|
Proses pemikiran yang di dalamnya akal kita
bertolak dari pengetahuan tentang beberapa kejadian/peristiwa/hal yang lebih
konkret atau “khusus” lalu menyimpulkan hal yang lebih “umum”.
|
Proses pemikiran yang di dalamnya akal kita
bertolak dari pengetahuan yang lebih “umum” untuk menyimpulkan hal yang lebih
“khusus”.
|
Kesimpulan dalam penalaran induktif bersifat
generalisasi, sintesis karena itu tidak menjamin kepastian mutlak.
|
Kesimpulan dalam penalaran deduktif bersifat
analitis karena itu pasti seratus persen kalau argumentasinya sahih dari
sudut logika formal.
|
Penalaran induktif tidak bersifat sahih/tidak
sahih melainkan apakah satu penalaran induktif lebih probabel (tergantung
sampel yang dijadikan alasan penyimpulan) dari yang lain. Tinggi rendahnya
kadar kebolehjadian dalam kesimpulan bergantung pada alasan. Kalau alasan
cukup, kesimpulan benar, kalau alasan tidak cukup kesimpulan mungkin benar.
|
Penalaran deduktif bersifat sahih kalau
kesimpulan relevan pada alasan/premis atau tidak sahih kalau kesimpulan tidak
relevan pada proses.
|
Penalarn induktif tidak bisa siap dipakai
untuk membenarkan induksi.
|
Penalaran deduktif adalah dasar untuk
membangun dan menilai prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
|
Sumber :