skip to main | skip to sidebar

Annisaa El Husna Blog's

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Selasa, 17 November 2015

Kerangka Konseptual Akuntasi Tugas 2

Diposting oleh Unknown di 14.45

Nama : Annisaa El Husna
NPM : 20212986
Kelas : 4EB12
Mata Kuliahn: Etika Profesi

Kerangka Konseptual Akuntansi


Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. 

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kerangka konsepsual diperlukan untuk:
·         Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan datang (dasarnya sama)
·         Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
·         Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.

·         Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
Konsep-Konsep Kerangka Kerja Konseptual
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi 
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
a.              Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1.            Relevansi.
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.            Keandalan.
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
·         Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
·         Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
·         Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3.            Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.
4.            Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
5.            Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b.              Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan  (comparability) dan konsistensi (consistency).
1.            Keberdayabandingan. 
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2.            Konsistensi. 
Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.



Level 1 : Tujuan-tujuan Pelaporan Keuangan

FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari pelaporan keuangan. Untuk menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang :
Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta perubahan dari sumber daya dan klaim tersebut.
Kemudian FASB berusaha untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik yang membuat informasi akuntansi berguna.

Level 2 : Karakteristik-karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan  berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut :

Relevansi (Relevanve)
Informasi akuntansi harus relevan, jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan memiliki nilai prediktif (predictive value)/nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian di masa depan, sedangkan nilai umpan balik (feedback value) mampu menguatkan atau memperbaiki ekspetasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu (timely) artinya informasi tersebut harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.

Dapat Diandalkan (Reliability)
Keandalan atau reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi harus dapat diverifikasi atau dapat membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Lalu, merupakan penyajian yang jujur atas apa yang seharusnya: Informasi ersebut harus berdasarkan fakta yang ada. Terakhir, informasi harus netral artinya informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya.

Dapat Dibandingkan (Comparability)
Informasi akuntansi tentang perusahaan berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi keuangan tentang perusahaan lainnya. Perbandingan/komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Satu-satunya kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yan digunakan. Dari pengungkapan tersebut, pengguna dapat menentukan apakah informasi keuangan dapat dibandingkan.

Konsistensi (Consistency)
Berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Jika suatu perusahaan memilih metode FIFO sebagai metode biaya persediaan pada tahun pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan metode FIFO pada tahun-tahun berikutnya.

Elemen-elemen Laporan Keuangan

Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang menggambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Oleh karena itu, elemen-elemen ini sangat penting karena harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara Universal.

Level 3 : Panduan-panduan Pengoperasian

Para akuntan yang berpraktik harus memecahkan maslah-masalah praktikna, dibutuhkan bantuan yang lebih rinci. Pada kerangkaa konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan pengoperasikan yang dikelompokkan menjadi tiga panduan yang telah dibuat dengan baik dan diterima dalam akuntansi, yaitu :
Asumsi (assumption), merupakan dasar dari proses akuntansi.
Prinsip (principle), merupakan aturan khusus yang mengindikasikan bagaimana kejadian-kejadian ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
Kendala (constraint), merupakan proses akuntansi yang memungkinkan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut di bawah kondisi-kondisi tertentu.


Sumber : Accounting Principles (Wiley) hal.61

Sumber :

Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, Accounting Principles Edisi 7 (Jakarta Selatan:Salemba Empat, 2013), hlm.58-61

http://muntiawardhani29.blogspot.co.id/2013/03/kerangka-konseptual.html


0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

Kasus bubarnya Arthur Andersen Tugas 3

Diposting oleh Unknown di 11.56

Nama : Annisaa El Husna A
NPM : 20212986
Kelas : 4EB12
Mata Kuliah : Etika Profesi

Sejarah Singkat Bubarnya Arthur Andersen

Arthur Andersen “The Big Five” Accounting Public Firm
Bangkrut karena kasus Enron dan WorldCom?
Kasus Enron dan WorldCom memberi dampak yang luar biasa bagi dewan direktur, manajemen dan akuntan publik. Bagi kita, kebangkrutan perusahaan adalah hal biasa. Ketika Enron yang memiliki aktiva sebesar 62 milyar dollar dinyatakan bangkrut pada Desember 2001. Itu adalah kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (Romney dan Steinbart, 2006). Pada bulan Juni 2002, Arthur Andersen (Kantor Akuntan Publik sebagai auditornya), satu dari perusahaan akuntan publik terbesar di dunia terkena dampaknya sebagai pihak yang harus bertanggungjawab.  Kebangkrutan Enron menjadi tidak seberapa bila dibandingkan dengan kebangkrutan susulan dari WorldCom dengan kepemilikan aktiva lebih dari 100 milyar dollar pada bulan Juli 2002. Arthur Andersen adalah perusahaan yang mengaudit laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut tidak termaafkan dansekaligus dibangkrutkan karena kasus tersebut. Berita Kompas, 3 Juni 2009 hal 11 (Tabel 3 Kebangkrutan Terbesar di Amerika Serikat) ”GM akan muncul kembali”, Worldcomdan Enron merupakan kebangkrutan perusahaan terbesar di Amerika Serikat sampai dengan tahun 2002. Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan yang bangkrut yang besarnya melebihi dari Worldcom adalah Lehman Brothers  dan Washington Mutual. Kemudian di bawah Worldcom ada General Motor (GM). Ketiga perusahaan ini bangkrut karena krisis finansial tahun 2008. 
Sejarah The Big Eight sampai The Big Four

Big 8 (sampai dengan tahun 1989)
Kantor-kantor akuntan yang disebut sebagai the Big 8 menggambarkan dominasi delapan kantor akuntan terbesar pada abad ke-20, yaitu:
1.       Arthur Andersen
2.       Arthur Young & Company
3.       Coopers & Lybrand
4.       Ernst & Whinney (sampai dengan 1979 Ernst & Ernst bermarkas di US dan Whinney Murray di UK)
5.       Deloitte Haskins & Sells (sampai dengan 1978 Haskins & Sells bermarkas di US dan Deloitte Plender Griffiths di UK)
6.       Peat Marwick Mitchell (yang kemudian berubah menjadi Peat Marwick)
7.       Price Waterhouse
8.       Touche Ross

Sebagian besar the Big 8 merupakan aliansi antara firma yang berasal dari British dan US pada abad ke-19 atau awal abad ke-20. Price Waterhouse merupakan UK firm yang kemudian membuka cabang di US pada 1890 dan kemudian terpisah dan berdiri sendiri. Firma Peat Marwick Mitchell merupakan gabungan firma US dan UK dan menggunakan nama yang sama pada tahun 1925. Firma lainnya menggunakan nama yang berbeda untuk domestic business (tidak menggunakan nama bersama/common names), antara lain Touche Ross tahun 1960, Arthur Young (at first Arthur Young, McLelland Moores) tahun 1968, Coopers & Lybrand tahun 1973, Deloitte Haskins & Sells tahun 1978 dan Ernst & Whinney tahun 1979.


Big 6 (1989-1998)
Kompetisi diantara kantor akuntan semakin intensif dan the Big 8 menjadithe Big 6 pada Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi Ernst & Young serta Deloitte, Haskins & Sells merger dengan Touche Ross menjadi Deloitte & Touche pada Agustus 1989.
Selengkapnya the Big Six mencakup:
1.       Arthur Andersen
2.       Coopers & Lybrand
3.       Ernst & Young (Ernst & Whinney and  Arthur Young & Company merged in 1989)
4.       Deloitte & Touche (Deloitte Haskins & Sells and Touche Ross mergen in 1989)
5.       Peat Marwick Mitchell
6.       Price Waterhouse


Big 5 (1998-2002)
The Big 6 menjadi the Big 5 pada Juli 1998 ketika Price Waterhouse merger dengan Coopers & Lybrand menjadi PricewaterhouseCoopers.
Selengkapnya the Big 5 adalah:
1.       Arthur Andersen
2.       Ernst & Young
3.       Deloitte & Touche
4.       Peat Marwick Mitchell
5.       PricewaterhouseCoopers (Price Waterhouse and Coopers & Lybrand merged in 1998)


Big 4 (2002-sekarang)

Kasus kolapsnya Enron telah menyeret Arthur Andersen, yang mengadit laporan keunagan Enron, ke dalam serangkaian penyelidikan oleh otoritas bursa US. Hasil penyelidikan menyimpulkan Arthur Andersen terlibat dalam skandal tersebut. Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor akuntan di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di UK, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young.

Sarbanes Oxley

Sarbanes Oxley adalah sebuah landasan hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada tanggal 30 Juli 2002. Undang-undang ini diprakasai oleh Senatol Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio).
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap skandal besar seperti Enron.
Skandal Enron dan Worldcom muncul karena kelemahan dari Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan gagal mengakomodasi perkembangan bisnis yang sangat cepat. Adanya kekosongan standar mengakibatkan pihak perusahaan memanfaatkan kesempatan menggunakan judgment yang mereka pikir tidak melanggar standar. Enron sebagai perusahaan penghasil energi terbesar di Amerika telah menyajikan laporan keuangan yang menyesatkan. Ketika hampir bangkrut labanya telah disajikan melebihi yang seharusnya dan hutang disajikan lebih rendah dari yang sesungguhnya. Ini terjadi karena manajemen melakukan kolusi. Publik mengetahui setelah labanya turun drastis dan SEC menemukan bahwa laporan keuangan perusahaan menyesatkan. Tujuan dari SOX sebenarnya adalah untuk melindungi investor melalui peningkatan keakuratan dan kepastian pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan. SOX mewajibkan seperangkat perubahan dalam laporan keuangan perusahaan dan corporate governance untuk perusahaan yang sudah go public (Engel, Hayes and Wang, 2004) Sedangkan fokus utama dari SOX adalah untuk meningkatkan integritas proses audit pada perusahaan yang sudah go public dan kelayakan laporan keuangan yang sudah diaudit. Artinya kongres Amerika memberi institusi pengadilan dan SEC alat bantu untuk mengawasi/mengamati laporan keuangan perusahaan publik. Dan juga memberi PCAOB secara spesifik untuk mengamati peran industri akuntansi dalam audit dan pelaporan keuangan

Sumber :

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 1-11

Jan R. Heier, Michael T. Dugan and David L. Sayers; 2003, Sarbanes- Oxley and the Culmination of Internal Control Development: A Study of Reactive Evolution

0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 2015 Tugas 5

Diposting oleh Unknown di 11.26

Nama : Annisaa El Husna
NPM : 20212986
Kelas : 4EB12
Mata Kuliah : Etika Profesi

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Perubahan PSAK 1 tahun 2013
·         Judul Laporan Laba Rugi Komprehensif menjadi Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
·         Informasi komparatif minimun dan tambahan
·         Pemisahan penghasilan komprehensif lain termasuk juga pajak terkait :
·         Akan direklasifikasi ke laporan laba rugi periode berikutnya
·         Tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.
·         Tambahan definisi : laba rugi, pemilik, material, lenyesuaian reklasifikasi, tidak praktis, total penghasilan komprehensif
·         Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain:
–     PSAK 65 Konsolidasian, PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri
–     PSAK 15 Investasi pada Asosiasi dan Ventura Bersama
–     PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar

q  Tujuan laporan keuangan :  
–     memberikan informasi mengenai:
–     posisi keuangan,
–     kinerja keuangan
–     arus kas entitas
            yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
§  Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
§  Laporan keuangan menyajikan informasi :
–     aset;    
–     liabilitas;
–     ekuitas;           
–     pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
–     kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
–     arus kas.
Komponen Laporan Keuangan tahun 2013
a.       laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b.      laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c.       laporan perubahan ekuitas selama periode;
d.      laporan arus kas selama periode;
e.       catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea        informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f.          laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.


Sumber :
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/

0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners



Gratisan Musik

Free SMS

Shalat Prayer

Blog Archive

  • ▼  2015 (10)
    • ▼  November (3)
      • Kerangka Konseptual Akuntasi Tugas 2
      • Kasus bubarnya Arthur Andersen Tugas 3
      • PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 2015 Tugas 5
    • ►  Oktober (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2014 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2013 (22)
    • ►  November (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2012 (14)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (5)

Followers

Daftar Blog Saya

  • Gunadarma University
  • Integrated.Virtual.System - Login

Laman

  • Beranda
Annisaa el husna.blogspot - 2012. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ▼  2015 (10)
    • ▼  November (3)
      • Kerangka Konseptual Akuntasi Tugas 2
      • Kasus bubarnya Arthur Andersen Tugas 3
      • PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 2015 Tugas 5
    • ►  Oktober (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2014 (8)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2013 (22)
    • ►  November (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2012 (14)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (5)

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar
 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com