Nama : Annisaa El Husna
NPM : 20212986
Kelas : 3EB12
1. Pengertian Laporan
Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi,
pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat
berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara
tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil
pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan,
maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan
ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu
dan dalam kesempatan tertentu.
Dasar Membuat Laporan
Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
- Kegiatan menulis laporan ilmiah
merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
- Laporan ilmiah mengemukakan
permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
- Laporan ilmiah merupakan media
yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
- Laporan ilmiah merupakan suatu
dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur,
jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
- Laporan ilmiah dapat digunakan
sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah
berlaku juga untuk laporan.
2. Jenis-jenis Laporan
Ilmiah
Dari beberapa sumber
yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :
a. Laporan Lengkap
(Monograf)
- Menjelaskan proses penelitian
secara menyeluruh.
- Teknik penyajian sesuai dengan
aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
- Menjelaskan hal-hal yang
sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
- Menjelaskan (juga) kegagalan
yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
- Organisasi laporan harus
disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan
seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
- Artikel ilmiah biasanya
merupakan perasan dari laporan lengkap.
- Isi artikel ilmiah harus
difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
- Artikel ilmiah merupakan
pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan
lengkap.
a.
Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah
penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah
dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat
umum).
3. Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat
data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas
dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu
pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan
pada penelitian selanjutnya.
4. macam-macam laporan
a.
laporan berbentuk formulir isian
laporan ini biasanya
telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan
dicapai.
b.
laporan berbentuk surat
laporan yang bentuk
surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan
panjang surat.
c. laporan berbentuk
memorandum
laporan berbentuk memo
atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat.laporan ini sering digunakan
dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu
hubungan kerja.
d. laporan perkembangan dan
keadaan
laporan perkembangan
adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang
sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan
tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e. laporan berkela
laporan berkela dibuat
secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan
keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.
f. laporan laboratoris/hasil penelitian
laporan laboratoris
tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan
dilaboratorium.
g.
laporan formal/semi formal
laporan formal ialah
laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah
laporan ilmiah.jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal.
1.
Ciri - Ciri Laporan yang baik
Laporan
yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
- Penggunaan bahasa yang ilmiah
(baku).
- Dalam penulisan laporan hanya
menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
- Laporan disertakan dengan
identifikasi masalah
- Data yang lengkap sebagai
pendukung laporan
- Adanya kesimpulan dan saran
- Laporan dibuat menarik dan juga
interaktif
2.
Syarat Laporan Ilmiah
Suatu karya dapat
dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
- Penulisannya berdasarkan hasil
penelitian, disertai pemecahannya
- Pembahasan masalah yang
dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
- Tulisan harus lengkap dan jelas
sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
- Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
(EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
- Tulisan disusun dengan metode
tertentu
- Tulisan disusun menurut sistem
tertentu
- Bahasanya harus lengkap,
terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka
kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di dalam membuat sebuah penelitian, tentunya seorang
peneliti harus mempunyai sebuah kerangka berfikir atau rancangan penelitian.
Rancangan tersebut harus sudah dipahami dengan benar karena merupakan syarat
untuk meneruskan penelitiannya ke tingkatan yang lebih rumit. Bada butir-butir
pembahasan ini akan dijelaskan mengenai langkah awal yang harus diambil oleh
peneliti untuk melakukan penelitian dengan baik dan benar. Jika pada awal
penelitian sudah tepat,m kita akan lebih merasa terbantu untuk meneruskannya.
Tetapi jika salah dalam pengambilan langkah awal, maka akan terasa sulit dalam
menjelaskan selanjutnya.
B. Masalah
1. Bagaimana membuat sebuah penelitian
dengan memperhatikan tinjauan kritis?
2. Bagaimana cara peneliti
menghubungkan setiap bagian-bagian kerangka penelitiannya?
C. Tujuan
1. Bisa membuat sebuah penelitian
dengan memperhatikan tinjauan kritis.
2. Bisa menghubungkan setiap
bagian-bagian kerangka penelitiannya
D.
Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bisa mengoreksi dan memahami sebuah
penelitian
b. Bisa membuat penelitian dengan baik
dan benar
2. Manfaat Praktis
a. Bisa mengajarkan kepada peserta
didik tentang cara membuat sebuah penelitian.
b. Bisa menilai dan menguji sebuah
penelitian dengan melihat tinjauan kritisnya.
Bab II
Pembahasan
A.
Langkah-langkah
Penelitian Rancangan Usaha Penelitian
Kerja penelitian seorang ilmuwan yang didominasi oleh sikap
yang kritis memperlihatkan fase-fase berpikir sebagaimana yang dikemukakan oleh
Dewey (dalam Nazir,1983:73), yaitu:
1. Mengetahui adanya masalah,
2. Mengidentifikasimmasalah,
3. Memperkirakan alat untuk memecahkan
masalah, seperti teori,
4. Inventarisasi dari pengolahan data
sebagai bukti, dan penyimpulan.
1. Latar Belakang Masalah
Bagian
latar belakang pada dasarnya mengemukakan:
1. Alasan mengapa penelitian itu perlu
dilaksanakan,
2. Relevansi penelitian itu dengan
penelitian-penelitian lain,
3. Apa perbedaan penelitian itu dengan
penelitian serupa yang telah dilaksanakan,
4. Informasi lain apa yang berkaitan
dengan penelitian itu.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok penelitian adalah untuk menemukan atau menggali,
mengembangkan, dan menguji teori atas sejumlah data yang digunakan dalam
penelitian. Tujuan penelitian merupakan penjabaran rill dari rumusan masalah
yang akan dipecahkan melalui kegiatan analisis data. Secara ideal, tujuan
penelitian harus mewadahi seluruh masalah yang telah dipilih dan dirumuskan.
3. Landasan Teori
Teori adalah seperangkat construct
(konsep yang saling berhubungan),
rumusan-rumusan dan preposisi yang menyajikan suatu pandangan yang
sistematis suatu fenomena dengan menspesifikasikan hubungan-hubungan
antarvariabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala
(Kerlinger dala m Pradopo, 2001:2).
Adapun Ratna ( 2004: 94-95) menya
takan, sebagai akumulasi konsep,
teori tidak harus dipahami secara kaku. Aspek statisnya adalah konsep-konsep dasar yang membangun
sekaligus membedakan suatu teori dengan teori yang lain. Aspek-aspek dinamisnya adalah konsep-konsep dasar itu sendiri
sesudah dikaitkan dengan hakikat objeknya.
Analisis sastra kontemporer jelas model
analisis yang dimaksud tidak sesuai
dan tidak diperlukan sebab prinsip-prinsip poststrukturalisme
mempersaratkan pemahaman yang tidak harus
dilakukan melalui suatu kerangka analisis yang sudah baku.
4. Metodologi
Yang dimaksud metolodologi dalam kepentingan penyusunan
penelitian dan menjadi bagian dari tahap penyusunan tersebut terbagi ke dalam
dua wilayah pengertian, yaitu :
1. Metode yang digunakan sebagai alat
2. Metode kajian yang mengindikasikan adanya
kerja bersistem
Djajasudarma (1993:57-58) dalam pespektif linguistic menyebutkan
bahwa metode kajian adalah cara kerja yang bersistem di dalam bahasa dengan bertolak
dari data yang dikumpulkan (secara deskriptif) berdasarkan teori
(pendekatan) linguistic, sejalan dengan uraian di atas, maka metode dalam kajian
sastra pun mengarahkan pada penjelasan teknis baga imana tujuan penelitian
dapat ditempuh berdasarkan pembahasan yang teroganisir, siste matik, padu, dan
menyeluruh melalui teknik pemupuan data, pemilihan, dan pengolahan data secara tepat
dan memadai. Nazir (1985: 422-440) menyebutkan beberapa jenis hubungan yang
perlu diketahui dari variabel penelitian. Hubungan variabel yang dimaksud
adalah:
1. Hubungan simetris
2. Hubungan asimetris
3. Hubungan timbal balik
B.
Kemampuan
Menguraikan Latar Belakang Masalah dan Identifikasi Masalah
pangkal dasar sekaligus kesulitan mendasar yang ditemui peneliti
dalam sebuah rancangan usula
n penelitian sastra ada
lah menemukan masalah yang layak
diangkat dalam sebuah penelitian sesungguhnya. Dalam menyusun
rancangan usulan penelitian, idealnya penelitian diawali dari
sejumlah masalah yang ditemukan setelah proses membaca
dan memahami objek materia l (karya sastra). Masala
h-masalah yang dimaksud tentunya berpangkal dari kepekaan
literer dan teoritik peneliti saat menghadapi objek penelitian.
Akan tetapi bagi peneliti yang memanfaatkan kepekaan literer dan
kemampuan teoretiknya secara baik, dimungkinkan dari hasil
pengamatan dan
pemahamannya terhadap objek berbentuk karya sastra akan menghasilkan
banyak masalah. masalah dari seluruh masalah yang telah dihimpun untuk dijadikan dasar
penelitiannya.
C. Kemampuan
Menjabarkan Tujuan Penelitian
Seperti telah disinggung pada uraian sebelumnya, penjabaran tujuan
penelitian erat kaitannya dengan identifikasi masalah. Penjabaran tujuan
penelitian harus berpangkal pada identifikasi masalah yang telah disusun.
Penjabaran tujuan penelitian di atas tampak terlalu umum dan belum mengarah
kepada kepentingan pendeskripsian secara cermat dan mendetail. Kepentingan yang
dimaksud
adalah mengeksplisitkan sejumlah tujuan berdasarkan
pembatasan masalah. Dalam hal ini, hal-hal yang harus dicermati:
1. Tujuan pertama yang menyangkut
pendeskripsian masalah-masalah yang
ada dalam kedua novel harus dieksplisitkan secara spesifik,
2. Tujuan kedua yang menyangkut
pendeskripsian struktur yang terbentuk
dari kedua novel perlu
dieksplisitkan secara spesifik.
3. Tujuan ketiga yang menyangkut pengungkapan
keterjalinan antarunsur
hendaknya dispesifikasikan ke dalam penjabaran,
4. Tujuan keempat yang menyangkut
penelusuran tema dan amanat hendaknya dijabarkan pada
kepentingan pembicaraan menyeluruh.
D. Kemampuan
Menyajikan Landasan Teoretis
Sejalan dengan tanggapan pada tingkat keberhasilan penyusunan
rancangan usulan penelitian pada materi sebelumnya,
pada langkah penyusunan Landasan
Teori, ketersediaan objek formal (kajian
struktural) mengarahkan peneliti untuk secara tepat memilih landasan
teori yang akan digunakan. Ketersediaan yang dimaksud adalah:
1. Kajian struktural objektif
2. Kajian struktural genetic
3. Kajian struktural naratif
4. Kajian struktural dinamik
E. Kemampuan
Menyajikan Metode
Kemampuan
menguraikan secara tepat di dalam subbab metodologi pun kurang memadai.
Kekurangan yang dimaksud adalah keterba tasan uraian yang
tidak menjangkau ilustrasi metodis menyangkut:
1. Metode Deskriptif
Walaupun secara jelas peneliti mendeskripsikan
definisi metode
tersebut, tetapi tidak ditindaklanjuti
dengan uraian yang mengarah kepada
bagaimana metode ini akan
dijalankan dalam penelitian dan pencapaian yang
dimungkinkan bisa secara nyata
menunjukkan hubungan fungsional dengan
tujuan penelitian.
2. Metode Kajian
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode
struktural dengan pendekatan obje
ktif. Struktural adalah sebuah
karya atau peristiwa di
dalam masyarakat menjadi keseluruhan karena ada timbal
balik antarunsur. Bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,
semendetail, dan semendalam
mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua
anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan kemenyeluruhan
(Teeuw, 2003:112)
Adapun data yang dikaji
berpusat kepada:
a. masalah (bahan
tematik) menjadi dasar penceritaan novel,
b. struktur cerita,
c. keterjalinan antarunsur dalam novel,
d. tema dan amanat.
Bab III
Penutup
Penutup
A. Simpulan
b. Dalam membuat sebuah penelitian
harus memperhatikan dengan benar tentang kerangka serta judul-judul subbab
tersebut.
c.
Dari
kesemua subbab penelitian ternyata mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
B. Saran
a. Buatlah sebuah penelitian dengan
memperhatikan kerangka subbab dengan benar
b. Buatlah sebuah penelitian menjadi
menarik dengan keteratuan serta ke keserasian yang tinggi.
Source:
Hudayat,
Asep Yusuf. (2007). Metode Penelitian Sastra. Bandung.
Kutha Ratna, S.U, Prof. Dr. Nyoman. (2004). Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Belajar.
0 komentar:
Posting Komentar